Geopark Maros-Pangkep ke Rinjani-Lombok, Ditandai MoU

117

Mataram | Dipimpin Denny Irawan Saardi selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan (DisBudPar SulSel), rombongan yang mengatas namakan tim Geopark Nasional Maros-Pangkep membangun kerja sama dengan Geopark Rinjani-Lombok UNESCO Global Geopark.

Ditandai penanda tanganan MoU (Memorandum of Ourstanding) antara Dedy Irfan B dengan M Farid Zaini. Dilangsungkan di Aula Geopark Rinjani, Kantor Bappeda Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) di Jalan Flamboyan Nomor 2, Mataram Barat, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram, NTB, Selasa (17/11/20).

Turut menyaksikan Kepala Bappeda NTB, H Amry Rakhman sekaligus General Manager Badan Pengelola Geopark Tambora serta Sekretaris Bappeda NTB, Hj Ary Purwantini, sejumlah pejabat internal Bappeda NTB dan perwakilan KPH NTB.

Jelas tersurat, MoU itu mengikat Kerja Sama Pelestarian dan Pengembangan dua Geopark tersebut. Denny berharap ada sesi berbagi (sharing session) yang saling menguntungkan serta saling mengisi satu sama lain, terutama bagi Geopark Nasional Maros-Pangkep yang baru menuju UNESCO Global Geopark.

“Ini salah satu tempat yang kemarin teman-teman sepakati yaitu Geopark Rinjani-Lombok. Bagaimana bisa mengetahui seluk beluk persiapan sebelum penetapan menjadi UNESCO Global Geopark”, ungkap Denny.

Mewujudkan itu, pihaknya ingin menimba ilmu sebanyak-banyaknya kepada Geopark Rinjani-Lombok. Dengan begitu, Geopark Nasional Maros-Pangkep bisa lebih siap divisitasi.

“Jadi kami maunya cepat pak, makanya kami berkunjung ke Geopark Rinjani-Lombok. Mudah-mudahan nanti lebih siap untuk visitasi dari UNESCO”, paparnya.

Denny dalam sambutannya menyebutkan jika pertemuan singkat siang itu menjadi moment berharga. Tak hanya karena bisa bertatao muka di tengah Pandemi COVID-19, lebih lagi sebagai bentuk saling mendukung akan dua lembaga Geopark untuk bisa mengangkat nama Indonesia di mata dunia.

Diketahui Geopark Rinjani-Lombok telah menyandang status UNESCO Global Geopark sejak April 2018. Perjuangan yang terbilang panjang karena gelar itu disandang setelah 10 tahun terusul dan terus melakukan penguatan.

General Manager Badan Pengelola Geopark Rinjani-Lombok UNESCO Global Geopark, M Farid Zaini mengatakan bahwa UNESCO memungkinkan mencabut status itu kapan saja. Kecuali dapat mempertahankan eksistensinya yang dibuktikan melalui hasil revalidasi setiap 4 tahun.

“Kami saat ini sedang bersiap untuk revalidasi karena revalidasi itu 4 tahun sekali diadakan. Jadi ada kemungkinan UNESCO bisa mencabut status tersebut kapan saja”, ungkapnya.

Dedy Irfan B selaku General Manager Badan Pengelola Geopark Nasional Maros-Pangkep. berharap bisa dibuka seluas-luasnya untuk belajar. Tak hanya prosesnya, tapi juga di sisi penganggaran.

“Kami datang ke sini pak untuk belajar, menimba ilmu. Bagaimana pengelolaan Geopark yang ada di Rinjani, termasuk detail penganggarannya, kalau perlu minta dibuka pak”, ujar Dedy.

Pada kesempatan akhir pertemuan bertajuk Signing Ceremony itu, pimpinan rombongan dari 2 daerah saling bertukar cinderamata. Kegiatan itu dijadwalkan masih akan berlanjut hingga 19 November 2020 untuk sesi kunjungan lapangan serta diskusi lebih detail bersama stakeholder yang ada. (*/AMBAE)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here